Ulah Petugas ASDP Dan Perhubungan, Penumpang Saparua Ngamuk

Kabaresijurnalis.com, Ambon– Akibat penerapan sistem yang dilakukan pihak petugas Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan (ASDP) maupun Dinas Perhubungan Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) terhadap calon penumpang Kapal Ferry Pelabuhan Wai Kecamatan Salahutu tujuan Pelabuhan Kulur Kecamatan Saparua Kabupaten Malteng dengan tidak memperdulikan penumpang berkendaraan bermotor, membuat para penumpang mengamuk terhadap petugas ASDP dan Dinas Pehubungan Malteng.
“Petugas ASDP dan Perhubungan yang mengatur penumpang Kapal Ferry, mereka tidak memperdulikan calon penumpang dengan kendaran bermotor, mereka hanya mengatur dan menaikan penumpang yang menggunakan mobil dan truk pengakut barang. Salahnya lagi mobil dan truk itu datangnya dari belakang, mereka kasi masuk sampai Ferry pun penuh. Sementara Para penumpang dengan kendaran bermotor yang sudah antri dari jam 03.00 pagi dini hari, tidak dinaikan sampai pukul 07.00 pagi.” Protes salah satu calon penumpang tujuan Kulur Kecamatan Saparua yang tidak ingin namanya disebutkan kepada kebaresijurnalis.com, Sabtu, (14/5/22) di Pelabuhan Wai Kecamatan Salahutu Malteng.
Puluhan penumpang dengan kendaraan bermotor tujuan saparua yang mengantri sejak dini hari, kehadiran mereka pulang kampung halaman untuk mengikuti perayaan Hari Pattimura di Saparua pada Minggu, 15 Mei 2022. Mendapat perlakukan yang diskriminasi dari pihak ASDP dan Dinas Perhubungan Malteng, para calon penumpang yang tidak di kasinaik ke Kapal Ferry mengamuk dan protes.
“Calon penumpang mengamuk dan menerobos tali pembatas menuju Ferry, tetapi sampai di Ferry kendaraan sudah penuh dan tidak bisa menampung penumpang yang mengunakan kedaraan roda dua akibat terisi penuh Mobil dan Truk pengangkut barang,” kesalnya.
Menurutnya, tindakan yang dilakukan oleh pihak ASDP dan Dinas Perhungan Malteng di Pelabuhan Wai sangatlah keterlaluan dan tidak professional, sebab kami sudah mengantri sejak dini hari pagi namun tidak diperbolehkan naik ke Kapal Ferry, sementara tiket sudah beli dan mengantri.
“Sementara kendaran mobil dan truk pengangkut barang petugas kasi masuk hingga Kapal Ferry penuh, akirnya kami dengan motor yang kurang lebih ada 60 motor tidak bisa naik. Jika tidak bisa naik kenapa harus menjual tiket buat calon penumpang dengan kendaraan, sudah beli tiket tidak dikasih naik,” kesalnya.
“Petugas yang ada di pelabuhan penyebrangan Kapal Ferry di Wai ini tidak becus, jadi sebaiknya dong yang karja disi di ganti saja karna seng bisa bekerja dengan baik, jangan sampe hanya mengutamakan orang-orang tertentu untuk naik karena ada bayaran lain,” tegasnya.
Saat media ini ingin melakukan konfirmasi kepada pihak terkait dalam hal ini Dinas Perhubungan Malteng yang memiliki kewenangan di pelabuhan tersebut tetapi yang bersangkutan sudah tidak ada di tempat, lebih memilih meninggalkan areal pelabuhan. (KJ.07)