Sembako Bersubsidi Di Masohi, Dijual Tidak Sesuai HET

Kabaresijurnalis.com, Maluku Tengah-Barang kebutuhan sembilan bahan pokok (Sembako), berupa beras dan minyak goreng yang bersubsidi dari pemerintah. Sesuai ketentuan harus dipasarkan kepada masyarakat dengan Harga Eceran Tertinggi (HET).
Ternyata di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), kabupaten tertua di Maluku ini, masih jau dari harapan, bertentangan dengan ketentuan pemerintah. Buktinya, sembako berupa beras dan minyak goreng bersubsidi yang dijualkan di pasar Binaya Masohi, dijualkan kepada konsumen tidak sesuai Harga Eceran tertinggi (HET).
Dari pantauan kabaresijurnalis.com, baik di Pasar Binaya Masohi maupun di swalayan atau mini market hingga di kios-kios yang ada di Masohi. Beras dan Minyak Goreng bersubsidi di jualkan tidak sesuai HET, bahkan harga yang ditawarkan sangat jauh, ada berfariasi harga jual antara swalayan dan kios sembako begitun yang di jual di Pasar Binaya Masohi.
Lastri (47) salah seorang Konsumen kepada wartawan mengatakan, sembako berupa beras dan minyak yang merupakan sembako bersubsidi namun di jual kepada konsumen bukan dengan harga bersubsidi.
“Sembako berupa beras dan minyak misalnya seperti Beras Bulog SPHP dan Minyak Kita, itukan sembako bersubsidi namun Beras harganya bisa menjadi Rp. 65,000-70,000, satu karung /5kg. Sementara harga Minyak Kita juga bisa menjadi Rp. 18.000,/ liter di pasaran,”ungkap Lastri, Sabtu (23/9/23).
Sementara salah satu pedagang di Pasar Binaya Masohi, Ipnu (37), mengakui bahwa harga Sembako bersubsidi yang di jual ke pengecer tidak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). Alasannya bahwa biaya pengambilan sembako tersebut di tanggung oleh pedagang sehingga harga tidak bisa sesuai dengan HET.
“Minyak Kita, itu di kirim langsung dari surabaya, lalu kita mengambil langsung ke ambon, jadi dua kali perongkosan, bagaimana kita mau jual ke pengecer sesuai HET,” jelas Ipnu.
Harga perliter lanjut Ipnu, kita jual ke retail dengan harga Rp. 16.000, kalau untuk satu cergen 5 liter Minyak Kita ke retaile dengan harga Rp. 70.000.
Hal yang berbeda disampaikan Irwan (35), salah satu pedagang beras. Dirnya megakui bahwa ia membeli Beras dari orang lain dengan harga Rp. 60,000,/5 Kg lalu ia menjual dengan harga Rp. 65,000, kepada konsumen.
“Saya membeli dari orang juga dengan harga Rp 60,000, makanya saya jual dengan harga Rp. 65,000, per karung 5kg,” pungkasnya.
Untuk di ketahui bahwa, Harga Eceran Tertinggi (HET), sesuai dengan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No 6 Tahun 2023 tentang harga Pembelian Pemerintah (HPP), gabah dan beras. Dalam Perbadan tersebut Pemerintah mengatur HET beras seuai Zonasi, untuk Zona 3 meliputi Papua dan Maluku dengan HET beras Medium sebesar Rp 11,800,/kg dan untuk beras Premium sebesar 14,800,/kg, sementara Minya Kita HET-nya Rp.14,000,/1liter.
Terkait hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), melalui Penjabat (Pj) Bupati Rakib Sahubawa, telah melakukan sidak ke Pasar Binaya Masohi, Pj didampingi Dandim 1502/Masohi, Kejaksaan Negeri Masohi, Dinas Perdagangan dan dinas terkait Pemkab Malteng. Meski demikian, namun alhasil dari sidak Pj Bupati Malteng, belum ada progres terkait harga Beras dan Minyak Kita bersubsi yang harusnya di jualkan sesuai HET. (KJ.01)