Perencanaan Amburadul, Drainase Tergenang Air, Masyarakat Mengeluh

Kabaresijurnalis.com. Maluku Tengah- Akibat perencanaan yang tidak sesuai, berantakan alias amburadul, mengakibatkan proyek drainase atau saluran air olesio senilai Rp. 148.275.000,- yang baru selesai dibangun pada bulan Desember 2021 kemarin, oleh kontraktor penyedia CV. Disfa, kondisinya sangat memprihatinkan.
Pasalnya, proyek yang baru berumur satu minggu ini, tidak berfungsi layaknya fungsi saluran air. Sebab fungsi saluran air untuk pembuangan air baik air hujan maupun air buangan dari setiap rumah tangga, sebaliknya terjadi genangan air hingga meluap terbuang ke badan jalan.
“ Saluran air ini selesai dibangun bukannya membuang air ke kali atau sungai, ini air buangannya tergenang setinggi drainase yang dibangun. Hal ini karena perencanaannya tidak benar, bagaimana tidak, drainase yang dibangun untuk menjawab kebutuhan masyarakat sebaliknya membuat masyarakat lebih susah.” Kesal Sukur, salah satu Rukun Warga (RT) 12 Kelurahan Letuwaru Kecamatan Kota Masohi kepada kabaresijurnalis.com, Senin,(3/1/2022).
Masyarakat warga RT 15 Kelurahan Namaelo dan 12 Kelurahan Letuwaru kata lelaki yang sehari-hari mengemudi ojek yang mangkal di Olesio, sangat mengeluh akibat genangan air dalam saluran drainase ini. Sebab, genangan air yang ada bukan saja air hujan tetapi air kotoran buangan dari setiap rumah tangga yang ada RT 15.
“Genangan air yang ada akan terus bertambah dan jika lama dibiarkan akan mengeluarkan bau busuk, bila datangnya hujan maka genangan air akan bertambah dan meluap terbuang ke badan jalan, ini lebih meresahkan kita warga sekitar,” ucapnya.
Dirinya berharap pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), dapat melihat kembali pembangunan drainase ini. Jika tidak dan membiarkan ini terus menerus tanpa ada langka penanganan, masyarakat sekitar dirugikan.
“Proyek ratusan juta oleh pemerintah untuk menjawab keluhan warga bukan untuk kesenangan kontraktor mendapat duit dari pekerjaan lalu kotorannya ke kami masyarakat sekitar. UNtuk itu kami minta kepada pihak Dinas PUPR Malteng dapat menangani hal ini karena saluran pembuangannya tertutup,” pintanya.
Sementara itu Kepala Dinas PUPR Malteng Hasan Firdaus, saat dihubungi kabaresijurnalis.com, beberapa kali melalui telepon selulernya, namun teleponnya tidak dapat dihubungi. (KJ.01)